KEDERMAWANAN JIWA

Untuk menjadi DERMAWAN tidak harus KAYA...
Kita bisa belajar dengan beberapa haditrs berikut...

Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ الْغَنِىُّ عَنْ كَثْرَةِ الْعَرْضِ، وَلَكِنَّ الْغَنِىَّ غَنِىُّ النَّفْسِ

"Kekayaan bukanlah diukur dengan banyaknya harta. Namun kekayaan (hakiki) adalah hati yang selalu merasa cukup.” [HR.Bukhari]


Dari Anas, ia berkata,

خدمت النبي صلى الله عليه وسلم عشر سنين، فما قال لي : أف قط، وما قال لي لشيء لم أفعله: ألا كنت فعلته؟ ولا لشيء فعلته: لم فعلته؟

“Saya melayani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selama dua puluh tahun, namun beliau tidak pernah mengeluh dan tidak pula beliau mengomentari pekerjaan yang aku lakukan dan pekerjaan yang tidak kulakukan.” [HR. Bukhari]

Dari Anas ibnu Malik berkata, "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah seorang yang penyayang, tidak ada seorangpun yang datang pada beliau (untuk meminta sesuatu) kecuali beliau menjanjikannya (untuk memberinya di kemudian hari) dan beliau akan memenuhi (permintaannya jika beliau memiliki objek yang diminta)

Pada suatu hari, ketika iqamat telah dikumadangkan, seorang Arab yang berasal dari pedalaman datang lalu menarik baju beliau dan berkata,

إِنَّمَا بَقِيَ مِنْ حَاجَتِي يَسِيْرَةٌ؛ وَأَخَافُ أَنْسَاهَا

"Saya memiliki sebuah kepentingan yang tersisa dan saya khawatir (jika tidak ditunaikan sekarang) saya akan melupakannya.”

Maka beliau pun pergi bersamanya (untuk menunaikan kepentingan orang tersebut) hingga selesai. Ketika selesai, beliau lalu kembali dan melaksanakan shalat.”

(Hasan) Ash Shahihah (2094)

Dari Jabir, ia pernah berkata,

مَا سُئِلَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئاً فَقَالَ: لاَ

"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah mengucapkan kata: “Tidak” tatkala dimintai.”

[HR. Bukhari].

Dari Abdullah ibnu Zubair, ia berkata,

ما رأيت امرأتين أجود من عائشة وأسماء، وجودهما مختلف، أما عائشة فكانت تجمع الشيء إلى الشيء، حتى إذا كان اجتمع عندها قسمت، وأما أسماء فكانت لا تمسك شيئاً لغد

"Saya tidak pernah melihat dua orang wanita yang lebih dermawan dari Aisyah dan Asma'. Bentuk kedermawanan mereka pun berbeda, Aisyah mengumpulkan harta sedikit demi sedikit, kemudian dia akan membagikannya jika sudah terkumpul. Adapun Asma', ia (langsung membagi harta yang ia peroleh tanpa) menunggu hari esok.”

(Shahih secara sanad)

Semoga hadits-hadits di atas dapat memberikan inspirasi akhlak mulia bagi kita. Semoga yang singkat ini bermanfaat. Wallahu waliyyut taufiq.

0 Response to "KEDERMAWANAN JIWA"

Post a Comment