Ada
Orang tua menghampiri Nabi dan ia berkata : " Ya Rasulallah, aku
kelaparan, berilah aku makan, aku tidak punya pakaian, beri aku pakaian
dan aku miskin beri aku kecukupan ". Rasul yang dermawan itu berkata : "
Aku tak punya apapun untukmu, akan tetapi orang yang memberi petunjuk
kepada kebaikan ganjarannya sama dengan orang yang melakukannya, karena
itu cobalah datang ke rumah orang yang mencintai Allah dan RasulNya dan
dicintai oleh Allah dan RasulNya, tentu dia akan mendahului Allah
ketimbang dirinya sendiri, pergilah ke rumah Fatimah, hai Bilal, tolong
antarkan ia ke rumah Fatimah.
Maka berangkatlah mereka ke rumah
putri Rasul yang mulia Fatimah, sesampainya didepan rumah Fatimah, ia
memanggil dengan suara keras : assalamu`alaikum, wahai keluarga Nabi
shallallahu alaihi wa sallam, keluarga dimana Jibril as menurunkan
alqur`an dari Rab semesta alam ". Setelah menjawab salam, Fatimah
bertanya : " siapakah bapak? " Ia menjawab : " aku orang tua dari suku
arab baduy, aku telah bertemu ayahmu, pemimpin umat manusia, sementara
aku wahai putri Rasul, adalah orang yang tidak berpakaian, lapar dan
miskin, bantulah aku, semoga Allah memberkahimu ". Fatimah
mengambil kalung yang dikenakanya dan hanya itulah satu-satunya milik
yang paling berharga, diserahkanya kalung tersebut sambil berkata : "
Ambillah ini dan juallah. Semoga Allah memberimu sesuatu yang lebih baik
". Orang itupun menerima kalung itu dengan gembira lalu pergi ke
masjid untuk menjumpai Rasulullah, sesampainya di masjid ia menigatakan
kepada Rasulullah : " Ya Rasulallah, Fatimah putrimu telah memberikan
kalung ini dan ia berkata : " Juallah kalung ini, semoga Allah memberimu
sesuatu yang lebih baik ".
Mendengar itu, Rasulullah pun
menangis. Ammar pun berdiri seraya berkata : "Ya Rasulallah apakah anda
mengizinkanku untuk membeli kalung itu? ". Rasulullah menjawab :
”Belilah wahai Ammar..”. Ammar bertanya : ”Dengan harga berapa engkau
akan menjual kalung itu wahai saudaraku?”. Orang itu menjawab :”Seharga
roti dan daging yang akan menghilangkan rasa laparku, selembar kain
yaman yang akan menutupi auratku agar aku dapat shalat menghadap Rabbku
dan satu dinar uang untuk pulang menemui keluargaku”.
Kemudian
Ammar menjual bagian harta rampasan perang yang didapatkannya dari
Rasulullah, tidak ada yang tersisa sedikitpun, ia berkata kepada orang
arab baduy itu : "Anda akan saya beri uang 20 dinar 200 dirham, sehelai
kain yaman, kendaraanku untuk mengantarkanmu sampai ke rumahmu dan rasa
kenyang dari roti dan daging”. Orang itu berkata : “Duhai, betapa
pemurahnya tuan ini. Semoga Allah memberkahi anda wahai tuan yang
mulia”.
Ammar mengajak orang itu ke rumahnya dan memberikan
semua yang dijanjikan kepadanya. Kemudian orang itu menjumpai Nabi
shallallahu alaihi wa sallam, yang kemudian berkata : ”Sudahkah anda
kenyang dan berpakaian?” Orang itu berkata : "Sudah Ya Rasulallah,
bahkan demi Allah, aku menjadi orang yang kaya saat ini”. Ammar
pulang ke rumahnya mengambil kalung itu lalu meneteskan minyak misik dan
membungkusnya dengan kain Yaman, ia memiliki seorang budak yang bernama
Sahmun yang ia beli dari ghanimah yang didapatkannya saat perang
kahibar. Kalung itu diserahkan kepada budaknya seraya berkata : ”Berikan
ini kepada Rasulullah dan engaku sendiri aku hadiahkan untuk beliau”.
Budak itupun mengambil bungkusan kalung tersebut dan membawanya kepada
Rasulullah lalu menyampaikan apa yang dikatakan Ammar. Rasulullah
bersabda : "Pergilah kepada Fatimah, berikan kalung itu kepadanya dan
engkau menjadi miliknya”. Datanglah budak itu menyampaikan apa yang
dikatakan Rasulullah kepada Fatimah, Fatimah lalu menerima kalung itu,
kemudian membebaskan Sahmun dari statusnya sebagai budak. Sahmun pun
tertawa.
Fatimah bertanya :” Apa yang membuatmu tertawa ya
ghulam?” Sahmun berkata : "Betapa besarnya keberkahan kalung ini, inilah
yang membuatku tertawa. Kalung ini telah mengenyangkan orang yang
lapar, memberi pakaian orang yang telanjang, menjadikan kaya orang yang
miskin dan memerdekakan seorang budak, lalu kembali kepada pemiliknya”.
0 Response to "KEBERKAHAN SEUNTAI KALUNG"
Post a Comment