Dari Abdullah bin Mas`ud Ra bahwa Rasulullah Saw bersabda, "Sedekah akan
jatuh di tangan Allah, sebelum sedekah itu di terima oleh tangan
peminta" (Al Hadits)
Pagi itu Yudi, -bukan nama asli- sedang
menyantap sarapan pagi bersama istri dan dua orang anaknya. Waktu saat
itu menunjukkan pukul 05.20 WIB. Mereka bergegas menyantap sarapan.
Itulah kebiasaan Yudi sekeluarga setiap hari. Mereka harus meninggalkan
rumah setengah enam pagi kalau tidak ingin terlambat dalam aktivitas
keseharian.
Namun dalam ketergesaan di pagi buta itu, terdengar
suara pintu di ketuk oleh seseorang. Istri Yudi segera berhambur ke arah
pintu depan. Di sana rupanya ada seorang ibu tetangga rumah
beserta anaknya yang datang dengan sebuah bungkusan.
"Ada apa, ibu?" tanya istri Yudi. "Boleh saya bertemu dengan pak Yudi?" tanya sang tamu.
Perempuan itu dipersilakan masuk. Ia menunggu di ruang tamu, sementara Yudi menyelesaikan sarapan.
Usai itu, Yudi datang menyapa. Ia menanyakan ada apa gerangan. Di sisinya sang istri turut mendengarkan.
Ibu sang tamu kemudian berkata lirih, "Pak Yudi, tolong beli handuk ini…!"
***
Yudi
dan istri saling bertatapan heran. Setahu mereka sang tetangga ini
tidak pernah berjualan. "Sejak kapan sang ibu ini berjualan handuk?"
batin mereka berdua.
Namun mereka berdua merasa aneh, saat mereka
membuka bingkisan yang disodorkan tiada lain adalah sebuah handuk bukan
baru melainkan usang terpakai.
Yudi dan istri terheran. Mereka
tidak mengerti apa maksud sang ibu menawarkan handuk usang. Setelah
beberapa saat, Yudi pun mendapatkan sebuah pertanyaan untuk dilontarkan.
"Kenapa ibu mau jual handuk ini? Tanya Yudi.
"Suami
saya sudah beberapa hari gak pulang, Pak! Saya gak tahu apakah dia kabur
karena kawin lagi atau sudah meninggal di jalan. Biasanya kalau lagi
bawa truk ke Jawa, 1 minggu paling lama dia sudah pulang. Sampai
sekarang sudah dua minggu lebih gak ada kabar. Gak ada telpon, sms atau
apapun. Padahal di rumah saya gak punya uang dan makanan. Sudah 2 hari
saya bilang ke anak-anak untuk sabar menahan lapar. Tapi tadi malam saya
sudah gak kuat mendengar jerit anak-anak saya kelaparan. Tolong beli
handuk ini, Pak…! Saya gak mau mengemis, saya juga gak berani ngutang.
Tolong ya pak…!" ibu tadi menutup kalimatnya dengan nada memelas.
Yudi
dan istri merasa lemas mendengarnya. Keduanya menghela nafas panjang.
Bergegas Yudi dan istri masuk ke dalam kamar. Mereka tidak kuat
mendengar keluhan tetangga. Namun, celakanya uang yang mereka punya
hanya Rp 200 ribu saja. "Berapa yang pantas untuk diberikan?" gumam
mereka berdua.
Akhirnya Yudi memutuskan untuk memberi uang
sejumlah Rp 150 ribu. Padahal sebelumnya sang istri mengingatkan bahwa
tanggal gajian masih seminggu lagi. Dari mana uang untuk makan dalam
beberapa hari tersebut? Yudi menjawab singkat, "Allah pasti menolong
kita!"
Yudi memberikan sejumlah uang di atas kepada tetangganya.
Setelah ibu itu berpamitan, Yudi dan seluruh anggota keluarga pergi
meninggalkan rumah. Rute yang dilalui adalah; mengantarkan anak-anak ke
sekolah, lalu ke tempat kerja istri dan terakhir menuju kantor.
Yudi
dan istri menikmati perjalanan rutin di pagi itu. Namun ada satu rasa
di dalam hati mereka yang tengah bersemi. KEBAHAGIAAN & KEDAMAIAN,
itu yang mereka rasakan.
***
Energi
kebaikan itu dirasakan oleh Yudi sepanjang hari. Senyum terus terkembang
di wajahnya. Semua orang yang ia jumpai selalu menyapanya. Alangkah
berkah hari itu Yudi rasakan.
Pukul 16.00 WIB hari itu usai
shalat Ashar, Direktur SDM di kantornya memanggil Yudi datang ke
ruangan. Tak terlintas di benak Yudi, ada apa gerangan?
Yudi
mengetuk pintu dan meminta izin untuk masuk. Setelah duduk di sebuah
kursi di ruang itu, Yudi bertanya ada apa gerangan ia dipanggil.
Wajah
sang direktur terlihat ceria. Beberapa kali senyuman terulas di
wajahnya. Yudi bergumam, ini mungkin menjadi satu lagi penambah
keberkahan hari Yudi.
Setelah berbincang beberapa lama, sang
direktur memberitahukan bahwa tahun ini seperti masa-masa sebelumnya
perusahaan memberangkatkan 1 orang dari pegawai untuk berangkat ibadah
haji. Direktur SDM itu memberitahukan bahwa pegawai yang beruntung tahun
itu adalah YUDI!!!
Allahu Akbar…., ! tubuh Yudi
berguncang hebat. Tak mampu menahan gemuruh dalam ruang batinnya. Ia pun
bersyukur kepada Allah dan tersungkur sujud. Ia tidak hanya menjabat
tangan sang direktur, saking girangnya ia memeluk tubuh sang direktur
dan ia ucapjan terima kasih berulang kali.
***
Ia
kembali ke rumah dengan hati berbunga. Rasanya kali itu adalah
perjalanan pulang ke rumah yang paling indah yang pernah ia alami.
Sambil memegang kemudi mobil, berkali-kali bulir air mata menetes di
pipi Yudi. "Alangkah Pemurahnya Allah!" hatinya memuji.
Yudi pun
tiba di rumah. Setelah mobil diparkir, ia pun lari berhambur mencari
istrinya. Istrinya terheran-heran melihat gelagat suaminya, kemudia ia
pun menanyakan Yudi apa yang terjadi?
Yudi lalu menceritakan kabar gembira bahwa dirinya akan berangkat haji tahun ini.
Setelah
keduanya merasakan kegembiraan itu, keduanya pun mengerti bahwa Allah
Swt memberikan anugerah yang amat berharga itu setelah Yudi dan istri
memberikan bantuan kepada seorang ibu tetangga tadi pagi!
Betapa pertolongan Allah amat cepat mendahului bantuan yang diberikan seorang hamba untuk saudaranya!
Sumber : http://www.haryobayu.web.id/?aksi=detail_blog&nomor=431
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Tolong Beli Handuk ini !"
Post a Comment