Ini adalah
pelajaran yg perlu diketahui setiap orang tua. Doa mereka sungguh ajaib
jika itu ditujukan pada anak-anak mereka. Jika ortu ingin anaknya
menjadi sholeh dan baik, maka doakanlah mereka karena doa ortu adalah
doa yang mudah diijabahi. Namun ingat sebenarnya doa yang dimaksudkan di
sini mencakup doa baik dan buruk dari orang tua pada anaknya.
❤ Orang tua mesti hati-hati dalam mendoakan anaknya...karena,
Jika ortu mendoakan jelek pada anaknya, maka itu pun akan terkabulkan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua,
doa orang yang bepergian (safar) dan doa orang yang dizholimi.” (HR. Abu
Daud no. 1536. Syaikh Al Albani katakan bahwa hadits ini hasan).
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ لاَ تُرَدُّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ ، وَدَعْوَةُ الصَّائِمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ
“Tidak doa yang tidak tertolak yaitu doa orang tua, doa orang yang
berpuasa dan doa seorang musafir.” (HR. Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubro.
Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini shahih sebagaimana dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 1797).
Dalam dua hadits ini disebutkan umum, artinya mencakup doa orang tua yang berisi kebaikan atau kejelekan pada anaknya.
Juga dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ يُسْتَجَابُ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ
الْمَظْلُومِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ
“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang yang
dizholimi, doa orang yang bepergian (safar) dan doa baik orang tua pada
anaknya.” (HR. Ibnu Majah no. 3862.
Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini hasan). Riwayat ini menyebutkan bahwa doa baik orang
tua pada anaknya termasuk doa yang mustajab.
Muhammad bin Isma’il Al
Bukhari membawakan dalam kitab Al Adabul Mufrod beberapa riwayat
mengenai doa orang tua. Di antara riwayat tersbeut, Abu Hurairah
berkata, ”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثُ
دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ دَعْوَةُ
الْمَظْلُوْمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدَيْنِ عَلىَ
وَلَدِهِمَا
"Ada tiga jenis doa yang mustajab (terkabul), tidak
diragukan lagi, yaitu doa orang yang dizalimi, doa orang yang bepergian
dan doa kejelekan kedua orang tua kepada anaknya.
"
(Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam Al Adabul Mufrod no. 32. Dikatakan
hasan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Al Adabul Mufrod no. 24).
Hadits ini menunjukkan bahwa doa jelek orang tua pada anaknya termasuk
doa yang mustajab. Hal itu dibuktikan dalam kisah Juraij berikut ini.
Kisah ini menunjukkan bahwa doa jelek ibunya pada Juraij terkabul. Kisah
ini dibawakan pula oleh Al Bukhari dalam Al Adabul Mufrod.
Abu Hurairah berkata, ”Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Tidak ada bayi yang dapat berbicara dalam buaian kecuali Isa bin
Maryam dan Juraij" Lalu ada yang bertanya, ”Wahai Rasulullah siapakah
Juraij?". Beliau lalu bersabda, ”Juraij adalah seorang rahib yang
berdiam diri pada rumah peribadatannya (yang terletak di dataran
tinggi/gunung). Terdapat seorang penggembala yang menggembalakan sapinya
di lereng gunung tempat peribadatannya dan seorang wanita dari suatu
desa menemui penggembala itu (untuk berbuat mesum dengannya).
❤
(Suatu ketika) datanglah ibu Juraij dan memanggilnya ketika ia sedang
melaksanakan shalat, ”Wahai Juraij." Juraij lalu bertanya dalam hatinya,
”Apakah aku harus memenuhi panggilan ibuku atau meneruskan shalatku?"
Rupanya dia mengutamakan shalatnya. Ibunya lalu memanggil untuk yang
kedua kalinya. Juraij kembali bertanya di dalam hati, ”Ibuku atau
shalatku?" Rupanya dia mengutamakan shalatnya.
Ibunya memanggil
untuk kali ketiga. Juraij bertanya lagi dalam hatinya, ”lbuku atau
shalatku?" Rupanya dia tetap mengutamakan shalatnya. Ketika sudah tidak
menjawab panggilan, ibunya berkata,"Semoga Allah tidak mewafatkanmu,
wahai Juraij sampai wajahmu dipertontonkan di depan para pelacur?"
Lalu ibunya pun pergi meninggalkannya.
Wanita yang menemui penggembala tadi dibawa menghadap raja dalam keadaan telah melahirkan seorang anak.
Raja itu bertanya kepada wanita tersebut, ”Hasil dari (hubungan dengan)
siapa (anak ini)?" "Dari Juraij?", jawab wanita itu. Raja lalu bertanya
lagi, "Apakah dia yang tinggal di tempat peribadatan itu?" "Benar",
jawab wanita itu.
Raja berkata, ”Hancurkan rumah peribadatannya
dan bawa dia kemari." Orang-orang lalu menghancurkan tempat
peribadatannya dengan kapak sampai rata dan mengikatkan tangannya di
lehernya dengan tali lalu membawanya menghadap raja. Di tengah
perjalanan Juraij dilewatkan di hadapan para pelacur.
Ketika melihatnya Juraij tersenyum dan para pelacur tersebut melihat Juraij yang berada di antara manusia.
Raja lalu bertanya padanya, "Siapa ini menurutmu?". Juraij balik bertanya,
"Siapa yang engkau maksud?" Raja berkata, "Dia (wanita tadi) berkata bahwa anaknya adalah hasil hubungan denganmu.
" Juraij bertanya, "Apakah engkau telah berkata begitu?" "Benar", jawab
wanita itu. Juraij lalu bertanya, ”Di mana bayi itu?" Orang-orang lalu
menjawab, "(Itu) di pangkuan (ibu)nya." Juraij lalu menemuinya dan
bertanya pada bayi itu, ”Siapa ayahmu?" Bayi itu menjawab, "Ayahku si
penggembala sapi."
Kontan sang raja berkata, "Apakah perlu kami
bangun kembali rumah ibadahmu dengan bahan dari emas." Juraij menjawab,
"Tidak perlu". "Ataukah dari perak?" lanjut sang raja. "Jangan", jawab
Juraij. "Lalu dari apa kami akan bangun rumah ibadahmu?", tanya sang
raja.
Juraij menjawab, "Bangunlah seperti semula." Raja lalu
bertanya, "Mengapa engkau tersenyum?" Juraij menjawab, "(Saya tertawa)
karena suatu perkara yang telah aku ketahui, yaitu terkabulnya do’a
ibuku terhadap diriku.” Kemudian Juraij pun memberitahukan hal itu
kepada mereka.
” (Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam Al Adabul
Mufrod no. 33. Dikatakan shahih oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Al
Adabul Mufrod no. 25). Lihat [Bukhari: 60-Kitab Al Anbiyaa, 48-Bab
”Wadzkur fil kitabi Maryam”. Muslim: 45-Kitab Al Birr wash Shilah wal
Adab, hal. 7-8]
Maka sungguh amat bahaya jika keluar dari lisan
orang tua doa jelek pada anaknya sendiri karena doa seperti itu bisa
terkabul sebagaimana dapat kita lihat dalam kisah Juraij di atas. Yang
terbaik, hendaklah orang tua mendoakan anaknya dalam kebaikan dan moga
anaknya menjadi sholeh serta berada di jalan yang lurus.
Ketika
marah karena kenakalan anaknya, hendaklah amarah tersebut ditahan.
Ingatlah sekali lagi bahwa di saat marah lalu keluar doa jelek dari
lisan ortu, maka bisa jadi doa jelek itu terwujud. Hendaklah orang tua
mencontoh para nabi dan orang sholeh yang selalu mendoakan kebaikan pada
anak keturunannya. Lihatlah contoh Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam di mana
beliau berdoa,
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاَةِ وَمِن ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاء
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap
mendirikan shalat. Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku.” (QS. Ibrahim:
40)
رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الأَصْنَامَ
“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan
jauhkanlah aku beserta anak cucuku drpd menyembah berhala-berhala.” (QS.
Ibrahim: 35)
Lihatlah sifat ‘ibadurrahman (hamba Allah) yang berdoa,
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا
وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada
kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati
(kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS.
Al Furqan: 74)
●▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬●
♥ Smoga Allah
memperkenankan doa kita sebagai orang tua yang berisi kebaikan kepada
anak-anak kita. Moga anak-anak kita berada dalam kebaikan dan terus
berada dalam bimbingan Allah di jalan yang lurus.
Sumber :Okky Tien II
0 Response to "Do'a Orang Tua"
Post a Comment